Klandestin
Dec 29, 2019
Dalam suatu transit, aku berdiam diri.
Melihat ke arah jendela kecil itu, kutemukan rintik hujan dan embun. Representasi atas gulana dalam hati sang pemilik rindu.
Seribu lembar kertas putih yang ku miliki, tak satu pun dapat kupersembahkan untuk mu dengan seutuhnya.
Klandestin, adalah pilihan yang bijaksana bagiku untuk tetap bisa menikmati mu, merasakan gaduh dan filantropi yang berkecambuh di dalam hati dan fikiran ini.
Untuk apa?
Kau bertanya.
Kepada waktu, aku meminta sebuah jawab.