Sebuah Pesan
Di suatu waktu yang mereka sebut pagi, ada insan yang tak sempat menikmati munculnya fajar
Direnggut oleh sisa tangis semalam, mungkin itulah alasannya
Tatapan kosong, tanpa suntuk dan kantuk. Meskipun tubuh perlahan berdusta
Berbinar layaknya sebuah kaca yang rapuh terjatuh. Memerah, berair. Membesar perih, menanggang rindu
Namun raga yang berkalang tanah hanya mampu menyita waktu
Berbincang pada suguhan reminisensi
Menoreh kata, tanpa hadirnya sang raga
Aku ada dimana?
Terhanyut dalam asa,
Tentangmu yang pernah bersandiwara atas rasa yang kau tuangkan di sebuah kecupan kelopak mata
Tentangmu yang pernah mendekap,
Berdansa atas secercah lantunan :
‘ have I found you?
flightless bird, jealous, weeping’
Tentangmu yang pernah melebur peluk,
Di pukul 2 pagi ketika aku hendak pergi
Hingga Holocane berakhir di denting terakhirnya
Tentangmu yang saat ini sekedar menjelma
Sebagai jiwa yang tak mampu lagi ku sua
Tanpa rupa,
Tanpa suara.